Selasa, 06 Desember 2011

Tentang Puasa 9 dan 10 Muharram

bismillahirrahmanirrahim

beberapa hari lalu, penulis sempat mendapat pertanyaan dari seorang teman. ia bertanya kenapa orang-orang berpuasa pada tanggal 9 muharram? padahal yang menurut ia, yang disunnahkan adalah puasa pada hari asyura (10 muharram).
sebelumnya, berikut ini adalah beberapa hadits tentang puasa pada bulan muharam dan keutamaannya.

dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)

selain menganjurkan puasa pada hari 'asyura, ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menganjurkan untuk berpuasa pada hari tasu'a (9 muharram)

dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk berpuasa pada hari sebelum maupun setelah ‘asyura dalam rangka menyelisihi orang-orang yahudi karena hari ‘asyura adalah hari di mana Allah menyelamatkan nabi Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan fir’aun dan para pengikutnya.
dahulu orang-orang yahudi berpuasa pada hari tersebut sebagai syukur mereka kepada Allah atas nikmat yang agung tersebut.

setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tinggal di Madinah, beliau melihat orang-orang yahudi berpuasa pada hari 'asyura. beliau pun bertanya kepada mereka tentang hal tersebut.
orang-orang yahudi tersebut menjawab bahwa hari 'asyura adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya dari fir'aun, maka dari itu mereka berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.
sesuai firman Allah
Sesungguhnya orang yang paling berhak dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman, dan Allah-lah pelindung semua orang-orang yang beriman”. (Ali Imran: 68)

kemudian rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa ‘asyura dan memerintahkan untuk berpuasa pula pada hari tersebut.
beliau juga memerintahkan untuk menyelisihi yahudi yang hanya berpuasa pada hari ‘asyura, dengan berpuasa pada hari kesembilan atau hari kesebelas beriringan dengan puasa pada hari kesepuluh (’Asyura), atau ketiga-tiganya.

oleh karena itu, sebagian 'ulama menyebutkan ada 3 keadaan mengenai puasa pada bulan muharram ini,
1. puasa pada hari ‘asyura dan tasu’ah (9 dan 10 muharram), ini yang paling afdhal.
2. puasa pada hari ‘asyura dan tanggal 11 Muharram, ini kurang pahalanya daripada yang pertama
3. puasa pada hari ‘asyura saja, sebagian ulama memakruhkannya karena nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menyelisihi yahudi, namun sebagian ulama yang lain tidak menganggapnya makhruh

wallahu a’lam bishshawab.


(Sumber: Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin terbitan Darus Salam – Mesir, diterjemahkan Abu Umar Urwah Al-Bankawy, muraja’ah dan catatan kaki: Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Rifai.
http://zawwadroom.multiply.com/journal/item/43/SIAP-SIAP_PUASA_9_-_10_MUHARAM)
semoga bermanfaat
jazakallah khair

2 komentar:

  1. iya betul,nabi muhammad saw memang memerintahkan juga utk shaum di 9 muharram tapi beliau sudah keburu meninggal,jadi tidak sempat mencontohkan,,itu yang saya tau.. btw rohis math47 blognya menarik juga ya,dari lambangnya sudah kliatan kreatifnya.. moga terus berjalan ya blognya,sangat bermanfaat :)

    BalasHapus