Rabu, 14 Desember 2011

SEMANGGI !!!
Semangat Tinggi

Semanggi berdaun empat (4-leaf clover) merupakan lambang keberuntungan.
Semoga kita diberi kemudahan dan keberuntungan oleh Allah
dalam menghadapi Ujian Akhir Semester Ganjil 2011/2012 ini

ukhuwah islamiyah

bismillahirrahmanirrahim

apa yang terlintas di pikiran anda ketika mendengar istilah "Ukhuwah Islamiyah"?

beberapa teman, ketika ditanya seperti itu, ada yang menjawab ukhuwah islamiyah adalah sebuah ikatan persaudaraan, ada yang menjawab silaturrahim sesama muslim, ada yang bilang persaudaraan yang berlandaskan iman

yah, itulah jawaban mereka.
sebenarnya apakah ukhuwah islamiyah itu? kalau menurut arti per kata, ukhuwah artinya persaudaraan, islamiyah artinya berhubungan dengan islam. berarti ukhuwah islamiyah adalah..... (jawab sendiri yah ^_^)
setelah mengetahui pengertiannya, ternyata ukhuwah islamiyah itu mempunyai beberapa tingkatan.
tingkatan itu adalah:

1. Ta'aruf (Saling Mengenal)
ini yang paling mendasari sebuah ikatan. kata pepatah, "tak kenal maka tak sayang", atau ada yang mengatakan "tak kenal maka ta'aruf". ^^
ada benarnya juga, jika kita belum saling mengenal dengan yang lain, apakah mungkin akan terjalin sebuah ikatan? contohnya, kita tentu akan merasa menjadi bagian dari sebuah kelompok apabila kita telah mengenal anggota kelompok itu.

2. Tafahum (Saling Memahami)
setelah mengenal, tentu lama-kelamaan kita akan memahami. misalnya kita akan paham kenapa teman kita terkesan "galak" setelah tahu bahwa ia ternyata seorang batak, kita juga tentu akan paham kenapa teman kita tidak suka makan udang setelah tahu bahwa ia punya alergi terhadap udang.

3. Ta'awun (Saling Menolong)
kita bisa melakukan pertolongan kepada seseorang setelah kita memahami apa yang dibutuhkan orang itu. begitu pula dalam sebuah persaudaraan. setelah memahami keadaan saudara kita, muncullah keinginan untuk menolong, dapat berupa do'a, nasihat, atau bantuan materi. sebagai makhluk sosial, tentu kita takkan bisa hidup di dunia ini tanpa bantuan orang lain kan?

4. Takaful (Saling Menanggung)
sebagai saudara, tentu kita memiliki kecenderungan untuk berbagi dalam kondisi apapun. saat senang, sedih, gembira, susah. ketika ada yang sedang bermasalah, kita tentu akan ikut menanggungnya dan bersama menyelesaikan masalah itu.

5. Itsar (Tidak Mementingkan Diri Sendiri)
ini adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. tingkatannya para sahabat.
contohnya seperti ketika dalam suatu perang, salah seorang sahabat sangat kehausan. ia hanya tinggal mempunyai 1 kali jatah air untuk minum. saat akan minum, ia mendengar sahabat lain yang kehausan. maka air tersebut ia berikan kepada sahabat yang kehausan itu. saat akan meminumnya, ia mendengar sahabat lain kehausan. lalu ia berikan air tersebut kepada sahabat itu. seterusnya sampai air tersebut kembali kepada si pemilik air pertama tadi. dan akhirnya semua syahid.

dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa
"Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri" (HR. Bukhari-Muslim).

betapa indah ukhuwah islamiyah yang diajarkan Allah dan rasulNya. bila kita melakukannya, tentunya terasa lebih manis rasa iman di hati dan terasa indah hidup dalam kebersamaan.
mari kita mulai dari diri kita, keluarga, masyarakat dekat untuk menjalin persaudaraan islam ini.

(disampaikan oleh Ego Praniki pada hari selasa, 13 desember 2011 dengan beberapa perubahan)

semoga bermanfaat
jazakallah khair

Selasa, 06 Desember 2011

Tentang Puasa 9 dan 10 Muharram

bismillahirrahmanirrahim

beberapa hari lalu, penulis sempat mendapat pertanyaan dari seorang teman. ia bertanya kenapa orang-orang berpuasa pada tanggal 9 muharram? padahal yang menurut ia, yang disunnahkan adalah puasa pada hari asyura (10 muharram).
sebelumnya, berikut ini adalah beberapa hadits tentang puasa pada bulan muharam dan keutamaannya.

dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)

selain menganjurkan puasa pada hari 'asyura, ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menganjurkan untuk berpuasa pada hari tasu'a (9 muharram)

dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk berpuasa pada hari sebelum maupun setelah ‘asyura dalam rangka menyelisihi orang-orang yahudi karena hari ‘asyura adalah hari di mana Allah menyelamatkan nabi Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan fir’aun dan para pengikutnya.
dahulu orang-orang yahudi berpuasa pada hari tersebut sebagai syukur mereka kepada Allah atas nikmat yang agung tersebut.

setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tinggal di Madinah, beliau melihat orang-orang yahudi berpuasa pada hari 'asyura. beliau pun bertanya kepada mereka tentang hal tersebut.
orang-orang yahudi tersebut menjawab bahwa hari 'asyura adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya dari fir'aun, maka dari itu mereka berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.
sesuai firman Allah
Sesungguhnya orang yang paling berhak dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman, dan Allah-lah pelindung semua orang-orang yang beriman”. (Ali Imran: 68)

kemudian rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa ‘asyura dan memerintahkan untuk berpuasa pula pada hari tersebut.
beliau juga memerintahkan untuk menyelisihi yahudi yang hanya berpuasa pada hari ‘asyura, dengan berpuasa pada hari kesembilan atau hari kesebelas beriringan dengan puasa pada hari kesepuluh (’Asyura), atau ketiga-tiganya.

oleh karena itu, sebagian 'ulama menyebutkan ada 3 keadaan mengenai puasa pada bulan muharram ini,
1. puasa pada hari ‘asyura dan tasu’ah (9 dan 10 muharram), ini yang paling afdhal.
2. puasa pada hari ‘asyura dan tanggal 11 Muharram, ini kurang pahalanya daripada yang pertama
3. puasa pada hari ‘asyura saja, sebagian ulama memakruhkannya karena nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menyelisihi yahudi, namun sebagian ulama yang lain tidak menganggapnya makhruh

wallahu a’lam bishshawab.


(Sumber: Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin terbitan Darus Salam – Mesir, diterjemahkan Abu Umar Urwah Al-Bankawy, muraja’ah dan catatan kaki: Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Rifai.
http://zawwadroom.multiply.com/journal/item/43/SIAP-SIAP_PUASA_9_-_10_MUHARAM)
semoga bermanfaat
jazakallah khair